Secara natural, laki-laki dan perempuan memiliki persamaan dan juga perbedaan
Mataharinews.com - Perempuan sepanjang sejarah menjadi salah satu
pilar paling penting bagi berdirinya tonggak keluarga dan juga
masyarakat. Namun lembaran sejarah menunjukkan kepada kita bahwa
perempuan acapkali menjadi korban, mereka mengalami berbagai tekanan dan
penderitaan bertubi-tubi. Hingga kini, kita menemukan realitas pahit
yang menyesakkan dada tentang kondisi perempuan di era modern. Kini,
perempuan menjadi komoditas industri, di saat kaum feminis dengan
lantang menyuarakan kesetaraan gender.
Seiring perkembangan sains dan teknologi yang begitu pesat, perempuan
masih belum mendapatkan hak-hak perempuan di berbagai bidang. Tampaknya
banyak faktor yang menyebabkan demikian. Secara umum terdapat dua faktor
yaitu faktor natural dan faktor sosial. Namun ada juga yang meyakini
faktor budaya sebagai pemicunya.
Dewasa ini kondisi budaya dan
sosial merupakan faktor penting yang mempengaruhi masalah perempuan.
Bila dikaji lebih jauh, terdapat berbagai teori mengenai hak-hak
perempuan yang terkadang saling bertentangan. Misalnya, Feminisme
memiliki pandangan ekstrim tentang hak-hak perempuan. Kaum Feminis
menyuarakan isu kesetaraan gender. Untuk mewujudkannya itu, mereka
menuntut perubahan struktur masyarakat. Perubahan struktural tersebut
melabrak seluruh ketentuan agama, dan norma-norma budaya dan sosial
masyarakat. Tanpa mengindahkan karakteristik khusus yang dimiliki
perempuan dan laki-laki, Feminisme menyerukan persamaan hak dan
kewajiban antara laki-laki dan perempuan.
Tampaknya, terdapat
perbedaan pendapat di antara para ilmuwan. Sebagian pemikir Feminis
berpendapat bahwa tidak ada perbedaan apapun antara lelaki dan perempuan
selain perbedaan biologis. Menurut mereka, kejiwaan dan perilaku lelaki
dan perempuan terbentuk berdasarkan lingkungan dan tak ada kaitannya
dengan masalah biologis.
Sebaliknya, kebanyakan psikolog
menyatakan adanya perbedaan mendasar dalam kejiwaan lelaki dan
perempuan. Profesor Rick, seorang psikolog Amerika berkata: "Dunia
lelaki dan dunia perempuan secara total benar-benar berbeda. Lelaki
dengan karakteristik fisik dan psikologisnya berbeda dengan perempuan
dalam merespon dan menyikapi berbagai peristiwa dalam kehidupan. Lelaki
dan perempuan berdasarkan tuntutan gendernya tidak berprilaku sama.
Tepatnya mereka seperti dua bintang yang berputar di dua jalur yang
berbeda. Ya, mereka dapat saling mengerti dan memahami satu sama lain.
Namun mereka jelas tidak sama.
Al-Quran memiliki prinsip
tersendiri mengenai struktur sosial masyarakat. Secara natural,
laki-laki dan perempuan memiliki persamaan dan juga perbedaan. Secara
substansial, dari sisi tujuan penciptaan pada dasarnya perempuan dan
laki-laki itu sama yaitu untuk beribadah kepada Allah swt. Dalam Islam
diakui bahwa lelaki dan perempuan memiliki satu hakikat yang sama dan
tidak ada berbedaan antara keduanya.
Perbedaan fisik dan lainnya
pada lelaki dan perempuan bukan perbedaan esensial. Al-Qur'an menyatakan
bahwa tujuan diciptakannya manusia baik lelaki maupun perempuan adalah
beribadah kepada-Nya. Ia berfirman: "Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS. Al-Dzaariyaat
[51]:56)
Dalam pandangan al-Quran, peran perempuan di ranah
sosial dan ekonomi harus sesuai dengan fitrah penciptaanya. Islam
memandang perempuan sebagaimana laki-laki memiliki kedudukan istimewa di
tengah masyarakat. Agama ilahi ini tidak pernah melarang perempuan
menjalankan aktivitas sosial.
Al-Quran menjelaskan bahwa
laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama sebagaimana dijelaskan
dalam surat at-taubah ayat 71, "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan
perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian
yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang
munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah
dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Ayat ini menjelaskan
bahwa perempuan juga memiliki tanggung jawab sosial yang besar. Dengan
demikian, perempuan pun memiliki tanggung jawab di bidang amr maruf dan
nahi munkar.
Sejarah menunjukkan bahwa Rasulullah Saw juga
menerima baiat dari perempuan. Fakta ini menunjukkan bahwa kaum muslimah
sejak dahulu kala memainkan peran penting di tengah masyarakat. Pada
hari Ghadir, ketika Rasulullah Saw menjadikan Imam Ali sebagai walinya,
para sahabat termasuk kaum perempuan juga berbaiat kepada Imam Ali.
Lembaran
sejarah juga menunjukkan peran signifikan perempuan di ranah sosial
politik sejak hijrah dari Mekah ke Madinah. Bersama Rasulullah Saw
mereka berjuang membela agama Islam. Dalam sejarah ada tokoh-tokoh
Muslimah sahabat Rasulullah yang rela mengorbankan nyawanya demi
tegaknya agama Islam seperti Summayah.
Sejarah Islam juga dengan
terang benderang menjelaskan kehidupan wanita paling mulia di dunia,
yaitu Sayidah Fatimah as. Kehidupannya merupakan model terbaik bagi kaum
wanita. Selain menjalankan peran terbaiknya dalam keluarga, pendidikan
anak-anaknya dan ibadah, Sayidah Fatimah juga menyampaikan kebenaran
secara berani dalam khutbahnya yang sangat terkenal.(IRIB Indonesia)
Sabtu, 26 Mei 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar