Saat ini banyak orang yang menggunakan behel atau kawat gigi hanya
sekedar untuk gaya-gayaan saja atau fashion. Sebaiknya jangan dilakukan,
karena ada efek bahaya yang muncul akibat behel gaya-gayaan ini.
"Pasang pura-pura atau behel gaya-gayaan itu tidak perlu karena itu
bahaya dan bisa merugikan pasien itu sendiri," ujar drg Zaura Rini
Anggraeni, MDS, selaku Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi
Indonesia (PB PDGI) dalam acara temu media di Gedung Kemenkes, Jakarta,
Minggu (18/3/2012).
drg Zaura menuturkan bahaya yang muncul bisa
merusak posisi gigi, yang ada nantinya tulang yang memegang gigi akan
rusak dan bisa membuat gigi goyang.
Hal ini merupakan kerugian besar yang tidak bisa dibayar, karena gigi kalau sudah goyang tidak bisa dicekat lagi.
"Seperti
halnya pagar kalau ditekan terus lama-lama dia bisa doyong sampai ke
bawah, begitu juga dengan tulang penyangga gigi yang bisa rusak. Dan itu
ada penelitiannya bukan hanya sekedar omongan saja," ungkapnya.
Selain
itu hal lain yang bisa terjadi adalah penumpukan atau penimbunan
makanan karena umumnya gigi lebih sulit dibersihkan jika memakai behel.
Terlebih jika orang tersebut malas atau asal-asalan dalam membersihkan gigi akhirnya menyebabkan kerusakan email gigi.
"Ada
yang bilang cuma ditempel saja kok enggak pakai tekanan, tapi
sebenarnya tempelannya itu pun sudah memberikan kerugian. Wong gigi
licin-licin kok ditempelin macem-macem," ujar drg Zaura.
Proses
penempelan ini kalau tidak dilakukan dengan benar misalnya mengaduknya
tidak pas, maka bahan kimia ini bisa merusak email gigi, memicu gigi
berlubang, jika bersentuhan dengan gusi menyebabkan pembengkakan atau
peradangan gusi.
Penggunaan behel yang benar biasanya digunakan
sebagai kepentingan untuk pengunyahan, misalnya gigi tidak beraturan
sehingga proses mengunyahnya menjadi lebih sulit.
Jika kondisi
ini tidak diperbaiki bisa menyebabkan dampak pada sendi rahang. Dampak
lain juga karena bisa mengganggu kecantikan penampilan, jadi bukan untuk
gaya-gayaan.
"Kalau ingin gigi rapi dan memang harus pakai behel
atau diagnosisnya memang perlu behel, paling murah ke RSGM (Rumah Sakit
Gigi dan Mulut) yang ada di setiap FKG (Fakultas Kedokteran Gigi).
Kalau ke Puskesmas mungkin belum ada, tapi kita akan bekerja ke arah
itu," ungkapnya.
Hal lainnya drg Zaura memberikan saran pada
masyarakat supaya tidak sembarangan mendapatkan perawatan atau
pengobatan gigi yaitu:
1. Pergilah ke tempat yang diakui yaitu di
Puskesmas, rumah sakit pemerintah atau RSGM, biaya tidak mahal dan
jelas dipertanggungjawabkan mutu serta kualitasnya.
2. Jangan menganggap pengobatan gigi itu mahal, karena ada yang murah dan terjamin mutunya.
3.
Peliharalah gigi yang sehat tetap sehat, apabila ada kelainan dan butuh
bantuan maka datanglah sedini mungkin dan jangan tunggu sampai parah
seperti gigi berlubang.
4. Kontrol kesehatan gigi dan mulut setiap 6 bulan sekali
Selasa, 24 April 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar