aku susuri jalan ku di tengah derai hujan..
karena aku tak ingin engkau melihat..
bahwa saat ini aku menangis..
aku ingin mencoba belajar melepasmu..
karena aku tak ingin engkau melihat..
bahwa saat ini aku menangis..
aku ingin mencoba belajar melepasmu..
merelakan mu dan mungkin membahagiakan mu..
meski tidak dengan kebahagiaan ku..
biarlah senyum itu ada pada dirimu..
meski bukan untuk aku,,
meski tidak dengan kebahagiaan ku..
biarlah senyum itu ada pada dirimu..
meski bukan untuk aku,,
tapi jangan pernah engkau menangis..
untuk aku di hatimu..
karena aku tak akan pernah sempurna ..
dan ketulusan hati ini akan selalu menunggu..
kehadiran dalam hidupmu..
hidup yang rindu akan dirimu….
untuk aku di hatimu..
karena aku tak akan pernah sempurna ..
dan ketulusan hati ini akan selalu menunggu..
kehadiran dalam hidupmu..
hidup yang rindu akan dirimu….
HUJAN MALAM INI
anginpun berhembus kencang dan mengamuk
mewakili isi hati yg meronta karna tak kuat menahan sedih
air mataku turun tersayup malu melewati pipi yg sembab memerah karna amarah
mengapa kau tinggalkan aku lagi?
mengapa kau buat kenangan buruk lagi?
dan mengapa kau pernah dihatiku lagi?
tak pernahkah kau mengerti sedikit inginku, yg slalu ingin berada disisimu?
menemani saat aku rapuh
menopangku saat aku mulai terjatuh
membimbingku saat aku tak tau arah dan tujuan
dan menyelimutiku saat dingin menusuk kulitku
Hujan Malam Ini membisu, sebisu bibirku
lidah tak bertulang tak mampu lagi berkata ” Aku tulus menyayangimu ”
” Seperti sebuah impian yg kandas menepi saat air hujan memberikan harapan pada tanah yg mengering ”
HUJAN DAN KAMU
air hujan belum juga berhenti menjatuhi tubuhku dengan jarum- jarumnya
yang bening. basah. dingin.
dan bulir
-bulirnya mengalir di seluruh sudut mukaku.
tiba-tiba aku jadi ingat kamu. yang tak pernah berhenti menghujaniku
dengan ciuman kecilmu. hangat. indah.
yang bening. basah. dingin.
dan bulir
-bulirnya mengalir di seluruh sudut mukaku.
tiba-tiba aku jadi ingat kamu. yang tak pernah berhenti menghujaniku
dengan ciuman kecilmu. hangat. indah.
sepasang kaki kecil berlari di depanku. tanpa disengaja air percikannya mengotori separuh gaunku.
gaun putihku.
sama putihnya dengan rasa rindu yang ada di hatiku saat ini.
aku jadi ingat kamu lagi. yang tak pernah puas memercikkan rindu-rindu
di dalam jiwaku. manis. megah.
hening.
kutelusuri hari-hari ini sendirian. menguak kerumunan tawa di depan mata. membelah kumpulan bahagia sekelompok anak-anak kecil yang berlarian
di tengah hujan. seakan tak ingat pesan ibunda yang melarang dirinya bermain
di bawah siraman air hujan. yang ada cuma tawa riang penuh kemenangan. ada luka di kaki dan tangan. tapi mereka tak acuh, tak pedulikan apa-apa.
ah, aku jadi ingat bekas lukamu di kaki dan tangan. yang bisa membawa cerita untuk dikenang. nanti. suatu saat nanti.
ada tempat berteduh di ujung sana.
setengah berlari aku mendekat.
duduk beralaskan plastik setengah kering. kuambil kertas dan pena
dari saku yang mulai terasa basah.
ah, lagi-lagi aku ingat kamu. dan ingin menulis tentang kamu.
semuanya tentang kamu.
..........karena memang cuma kamu yang ada dalam otakku.
gaun putihku.
sama putihnya dengan rasa rindu yang ada di hatiku saat ini.
aku jadi ingat kamu lagi. yang tak pernah puas memercikkan rindu-rindu
di dalam jiwaku. manis. megah.
hening.
kutelusuri hari-hari ini sendirian. menguak kerumunan tawa di depan mata. membelah kumpulan bahagia sekelompok anak-anak kecil yang berlarian
di tengah hujan. seakan tak ingat pesan ibunda yang melarang dirinya bermain
di bawah siraman air hujan. yang ada cuma tawa riang penuh kemenangan. ada luka di kaki dan tangan. tapi mereka tak acuh, tak pedulikan apa-apa.
ah, aku jadi ingat bekas lukamu di kaki dan tangan. yang bisa membawa cerita untuk dikenang. nanti. suatu saat nanti.
ada tempat berteduh di ujung sana.
setengah berlari aku mendekat.
duduk beralaskan plastik setengah kering. kuambil kertas dan pena
dari saku yang mulai terasa basah.
ah, lagi-lagi aku ingat kamu. dan ingin menulis tentang kamu.
semuanya tentang kamu.
..........karena memang cuma kamu yang ada dalam otakku.
0 komentar:
Posting Komentar